Drone adalah salah satu teknologi yang sedang populer saat ini. Banyak orang yang menggunakan drone untuk berbagai keperluan, mulai dari hobi, fotografi, videografi, survei, pemetaan, hingga militer. Drone memiliki kemampuan untuk terbang di udara tanpa awak dan dikendalikan dari jarak jauh melalui komputer atau remote control. Tapi tahukah kamu kapan drone pertama kali ditemukan dan bagaimana perkembangannya sejak dulu hingga sekarang? Yuk, simak ulasan berikut ini!
Sejarah Drone
Drone muncul pada awal abad ke-19 tepatnya sebelum perang dunia ke 1. Pertama kali diciptakan pada tanggal 22 Agustus 1849 dengan penyesuaian teknologi pada zaman itu. Hal ini terjadi ketika tentara Austria menyerang kota Venesia dengan balon udara tanpa awak yang diisi dengan bahan peledak. Balon diisi dengan bahan peledak dan diluncurkan dari kapal Austria yang berlabuh di dekat Venesia. Setiap balonnya membawa sekitar 11kg hingga 14kg bom. Saat sudah berada di posisinya masing-masing, 200 bom balon tersebut dijatuhkan dari balon yang mengangkutnya untuk menghancurkan kota di bawahnya.
Namun, rencana tersebut gagal karena sebagian besar balon meledak di luar jalur akibat perubahan arah angin yang datang secara tiba-tiba. Hanya ada satu bom yang berhasil menemukan sasarannya, yaitu sebuah barak militer Italia. Meskipun tidak berhasil, namun ide ini menjadi cikal bakal dari pengembangan pesawat tanpa awak di dunia.
Pada tahun 1898, seorang penemu asal Serbia bernama Nikola Tesla membuat hak paten untuk remote control atau pengendali jarak jauh karyanya. Remote control ini menjadi dasar dari ilmu robotik kontemporer. Tesla kemudian menciptakan kapal dan balon yang dapat dikontrol dari jarak jauh. Salah satu karyanya adalah sebuah kapal radio yang ia perlihatkan di Madison Square Garden pada tahun 1898. Kapal ini dapat bergerak sesuai dengan perintah yang dikirimkan melalui gelombang radio.
Pada tahun 1916, seorang insinyur asal Inggris bernama Archibald Low menciptakan sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Aerial Target. Pesawat ini digunakan sebagai sasaran latihan tembak bagi para pilot Inggris. Pesawat ini memiliki mesin bensin dan dapat terbang hingga ketinggian 4000 kaki dengan kecepatan 120 km/jam. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem radio untuk mengendalikan arah dan ketinggiannya.
Pada tahun 1917, Amerika Serikat mengembangkan sebuah proyek rahasia yang disebut Kettering Bug. Proyek ini bertujuan untuk membuat sebuah pesawat tanpa awak yang dapat membawa bom dan meledakkan dirinya sendiri di target musuh. Pesawat ini memiliki sayap kayu dan badan besi. Pesawat ini juga menggunakan mesin bensin dan dapat terbang hingga jarak 120 km dengan kecepatan 80 km/jam. Pesawat ini menggunakan sistem pengatur waktu untuk menentukan kapan harus melepaskan sayapnya dan jatuh ke target.
Namun, proyek ini tidak pernah digunakan dalam perang karena masih banyak kendala teknis dan akurasi yang rendah. Selain itu, perang dunia pertama juga sudah berakhir sebelum proyek ini selesai.
Pada tahun 1935, Inggris membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Queen Bee. Pesawat ini merupakan versi modifikasi dari pesawat de Havilland Tiger Moth yang digunakan sebagai sasaran latihan tembak. Pesawat ini dapat dikendalikan dari darat atau kapal dengan menggunakan sistem radio. Pesawat ini juga dapat dipulihkan dan digunakan kembali setelah ditembak. Nama Queen Bee inilah yang kemudian menjadi asal kata drone, yang berarti lebah jantan.
Pada tahun 1940, Jerman membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut V-1. Pesawat ini merupakan senjata balistik yang digunakan untuk menyerang Inggris dan Belgia selama perang dunia kedua. Pesawat ini memiliki bentuk seperti roket dan dapat membawa hingga 850 kg bahan peledak. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 640 km/jam dan jarak 250 km. Pesawat ini menggunakan sistem navigasi otomatis yang mengandalkan tekanan udara dan gyrokompass.
Namun, pesawat ini mudah diintersep dan dihancurkan oleh pesawat tempur musuh atau meriam anti-pesawat. Selain itu, pesawat ini juga memiliki akurasi yang rendah dan sering meleset dari targetnya.
Pada tahun 1943, Amerika Serikat membuat sebuah proyek rahasia yang disebut Operation Aphrodite. Proyek ini bertujuan untuk mengubah pesawat pengebom B-17 dan B-24 menjadi pesawat tanpa awak yang dapat membawa bom besar dan meledakkan dirinya sendiri di target musuh. Pesawat ini dikendalikan dari pesawat lain yang mengikutinya dari jarak aman. Pesawat ini ditujukan untuk menghancurkan target yang sulit dijangkau seperti bunker, terowongan, atau kapal selam.
Namun, proyek ini gagal karena banyak masalah teknis dan kecelakaan fatal yang menimpa para pilot yang mengendalikan pesawat tanpa awak tersebut. Salah satu korban adalah Joseph P. Kennedy Jr., kakak dari presiden Amerika Serikat John F. Kennedy.
Pada tahun 1959, Amerika Serikat membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Ryan Firebee. Pesawat ini merupakan salah satu drone pertama yang digunakan untuk misi pengintaian dan pengamatan. Pesawat ini memiliki bentuk seperti roket dan dapat terbang dengan kecepatan 1120 km/jam dan ketinggian 15200 meter. Pesawat ini dilengkapi dengan kamera, radar, atau sensor lainnya untuk mengirimkan data ke stasiun darat.
Pesawat ini digunakan dalam berbagai konflik seperti perang Vietnam, perang Yom Kippur, perang Iran-Irak, dan perang Teluk. Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan rudal atau bom jika diperlukan.
Pada tahun 1973, Israel membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Scout. Pesawat ini merupakan drone pertama yang digunakan untuk misi pengintaian taktis. Pesawat ini memiliki bentuk seperti pesawat terbang konvensional dengan sayap tinggi dan baling-baling. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 185 km/jam dan jarak 100 km. Pesawat ini dilengkapi dengan kamera video yang dapat mengirimkan gambar secara real time ke operator di darat.
Pesawat ini digunakan dalam perang Yom Kippur untuk mengumpulkan informasi tentang posisi dan gerakan pasukan musuh. Pesawat ini juga berhasil mengelabui sistem pertahanan udara musuh dengan cara meniru sinyal radar pesawat tempur.
Pada tahun 1982, Israel membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Pioneer. Pesawat ini merupakan drone pertama yang digunakan untuk misi pengintaian strategis. Pesawat ini memiliki bentuk seperti pesawat terbang konvensional dengan sayap rendah dan baling-baling. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 217 km/jam dan jarak 185 km. Pesawat ini dilengkapi dengan kamera video yang dapat mengirimkan gambar secara real time ke operator di darat atau kapal.
Pesawat ini digunakan dalam perang Lebanon untuk mengawasi gerakan pasukan Suriah dan PLO. Pesawat ini juga digunakan dalam perang Teluk untuk mengarahkan tembakan artileri dan rudal ke target musuh. Pesawat ini menjadi salah satu drone paling sukses dan banyak diekspor ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, dan Australia.
Pada tahun 1994, Amerika Serikat membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Predator. Pesawat ini merupakan drone pertama yang digunakan untuk misi pengintaian dan penyerangan. Pesawat ini memiliki bentuk seperti pesawat terbang konvensional dengan sayap tinggi dan baling-baling. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 217 km/jam dan ketinggian 7620 meter. Pesawat ini dilengkapi dengan kamera inframerah, radar, dan laser yang dapat mengirimkan gambar secara real time ke operator di darat atau kapal.
Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire yang dapat menghancurkan target dengan presisi tinggi. Pesawat ini digunakan dalam berbagai konflik seperti perang Kosovo, perang Afghanistan, perang Irak, perang Libya, perang Suriah, dan perang melawan terorisme. Pesawat ini menjadi salah satu drone paling terkenal dan kontroversial karena sering menimbulkan korban sipil.
Pada tahun 2001, Amerika Serikat membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Global Hawk. Pesawat ini merupakan drone pertama yang digunakan untuk misi pengintaian jarak jauh dan tinggi. Pesawat ini memiliki bentuk seperti pesawat jet dengan sayap rendah dan ekor kembar. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 650 km/jam dan ketinggian 19800 meter. Pesawat ini dilengkapi dengan kamera optik, inframerah, radar, dan sensor lainnya yang dapat mengirimkan gambar secara real time ke operator di darat atau kapal.
Pesawat ini dapat terbang selama 36 jam tanpa henti dan menjangkau jarak 22000 km. Pesawat ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang cuaca, geografi, infrastruktur, aktivitas militer, dan ancaman lainnya di seluruh dunia. Pesawat ini menjadi salah satu drone paling canggih dan mahal yang pernah dibuat.
Pada tahun 2005, Amerika Serikat membuat sebuah pesawat tanpa awak yang disebut Reaper. Pesawat ini merupakan versi pengembangan dari Predator yang memiliki kemampuan lebih besar untuk misi pengintaian dan penyerangan. Pesawat ini memiliki bentuk seperti pesawat terbang konvensional dengan sayap tinggi dan baling-baling. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 482 km/jam dan ketinggian 15200 meter. Pesawat ini dilengkapi dengan kamera inframerah, radar, laser, dan sensor lainnya yang dapat mengirimkan gambar secara real time ke operator di darat atau kapal.
Pesawat ini juga dapat dipersenjatai dengan berbagai jenis rudal dan bom yang dapat menghancurkan target dengan presisi tinggi. Pesawat ini digunakan dalam berbagai konflik seperti perang Afghanistan, perang Irak, perang Libya, perang Suriah, perang Yaman, dan perang melawan terorisme. Pesawat ini menjadi salah satu drone paling mematikan dan efektif yang pernah dibuat.
Kesimpulan
Drone adalah teknologi yang telah berkembang sejak lama sejak abad ke-19 hingga sekarang. Drone memiliki berbagai fungsi dan manfaat bagi manusia, mulai dari hobi, fotografi, videografi, survei, pemetaan, hingga militer. Drone juga memiliki berbagai bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya.
Namun, drone juga memiliki dampak negatif bagi manusia, seperti melanggar privasi, merusak lingkungan, menimbulkan polusi udara, menyebabkan korban sipil, hingga meningkatkan risiko konflik dan perang. Oleh karena itu, penggunaan drone harus diatur oleh hukum dan etika yang berlaku agar tidak menyalahgunakan teknologi ini.
Demikian artikel yang saya buat tentang kapan drone ditemukan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang sejarah drone. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Jangan lupa untuk share dan komentar artikel ini ya! 😊